Tahukan Kalian Kepada Siapa Presiden Soekarno Pertama Kali Memberikan Perintah?


Hihihi... Saya yakin ini merupakan salah satu pertanyaan yang gak semua orang bisa jawab. Bahkan seorang ahli sejarah pun belum tentu bisa menjawab ini, karena memang hanya yang fanatik akan kehidupan bung karno lah yang tahu kebenarannya.
Jam menunjuk pukul 10 lebih, ketika proklamasi kemerdekaan dikumandangkan 17 Agustus 1945. Usai upacara, Bung Karno yang sedang kumat malarianya, ngeloyor ke kamar dan merebahkan tubuhnya yang lelah. Satu kalimat sebelum ia benar-benar lelap adalah, “Revolusi sudah dimulai!”
Setelah itu, Bung Karno benar-benar tidak mengikuti pernak-pernik kejadian kecil yang berseliweran di sekitar kediamannya. Ia tidak mengikuti detil bagaimana pemuda Adam Malik melompat pagar RRI yang dijaga tentara Jepang untuk menyerobot frekuensi radio buat mengumumkan berita kemerdekaan.
Bung Karno tidak mengikuti kejadian ketika pembantu setianya, Riwu Ga berinisiatif keliling kota Jakarta mengibar-ngibarkan bendera merah putih dan berteriak-teriak, “Kita sudah merdekaaa… Kita sudah merdekaaa….” tanpa gentar sewaktu-waktu ia bisa dibedil tentara Jepang.
Bung Karno bahkan tidak mengikuti peristiwa ketika sejumlah pemuda mentasbihkan kelompok “Pasukan Berani Mati” yang kemudian bersiap-siaga di Pegangsaan Timur 56, menyiapkan tubuhnya sebagai tameng hidup kalau-kalau ada yang mencoba menurunkan bendera merah putih yang sudah berkibar… kalau-kalau ada yang hendak mencelakai Bung Karno sang proklamator.
Bung Karno benar-benar kelelahan. Lelah fisik…. Lelah pikiran…. Sakit fisik…. Hingga malam merayap menyelimuti tidurnya yang lelap. Tidak Fatma istrinya, tidak Dr Soeharto dokter pribadinya, tidak juga para elit pejuang yang berani mengusik. Begitu kejadiannya hingga fajar merekah di ufuk timur.
Pagi itu… masih pagi sekali. Jika ada yang memperhatikan, bahkan embun masih melekat di dedaunan, ketika para tokoh berbagai golongan berkumpul di suatu tempat untuk membicarakan kelanjutan proklamasi. Hadir pemimpin golongan-golongan agama, masyarakat, suku, pedagang, dan golongan penduduk di Indonesia. Bung Karno didaulat pula hadir dalam pertemuan itu. Nah, di situlah mereka memilih Bung Karno dengan suara bulat sebagai Presiden.
Bung Karno dalam sisa-sisa kelelahan, bahkan dalam buku biografi yang ditulis Cindy Adams, sampai-sampai tidak ingat lagi siapa yang sesungguhnya pertama kali mengusulkan Bung Karno sebagai Presiden. Bung Karno hanya ingat “seseorang” mengluarkan ucapan yang nadanya datar-datar saja, “Nah, kita sudah ber-Negara mulai dari kemarin. Dan suatu negara memerlukan seorang Presiden. Bagaimana kalau kita memilih Sukarno?”
Begitulah keseluruhan detik-detik bersejarah pemilihan presiden RI yang pertama. Ya… sesederhana itu! Apa jawaban Bung Karno menerima usulan bulat itu? Jawaban Penyambung Lidah Rakyat Indonesia sebagai tanda terima kasih atas pengangkatan itu hanya satu kata: “Baiklah!” Hanya itu. Itulah keseluruhan kata yang keluar dari mulut Bung Karno saat dirinya diusulkan secara bulat menjadi Presiden, “Baiklah!” Bung Karno tidak membikin gempar dengan pidatonya. Yang lain juga tidak ada yang membikin gempar. Tak seorang pun membikin kegemparan. Semua dihimpit waktu. Terlalu banyak pekerjaan yang harus dihadapi oleh Republik yang baru berusia satu hari.
Selanjutnya… setelah dipilih memegang jabatan tertinggi di seluruh negeri, Presiden yang baru dipilih itu pun berjalan pulang. Di jalanan, ia bertemu dengan tukang sate ayam. Paduka Yang Mulia Presiden Republik Indonesia itu pun spontan memanggil tukang sate yang berkaki-ayam alias nyeker itu. Kemudian, untuk pertama kali, Presiden mengeluarkan perintah pelaksanaan yang pertama kepada si tukang sate, “Sate ayam lima puluh tusuk!”
Sejurus kemudian, Bung Karno pun berjongkok dekat selokan dan kotoran. Memakan lima puluh tusuk sate dengan lahapnya. Inilah seluruh pesta atas pengangkatan dirinya sebagai Kepala Negara. Itulah perintah pertama dia sebagai seorang presiden. Itulah bung karno, dia tidak pernah memandang bahwa dirinya lebih tinggi, meskipun dia adalah pemegang komando tertinggi yang dapat memberi perintah pada 4 angkatan sekalipun...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar